Kekurangan WordPress Selfhosted

Kekurangan WordPress Selfhosted
Kekurangan WordPress Selfhosted

Sudah bukan rahasia lagi jika memiliki WordPress Selfhosted memiliki banyak kelebihan dibanding dengan flatform gratisan (numpang di Google dan Automattic). Namun, selayaknya kepingan uang logam yang memilki dua sisi, tentu ada pula kekurangan didalamnya.

Nah, diartikel ini, saya akan jelaskan beberapa kekurangan sekaligus alasan kenapa akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan WordPress selfhosted dan beralih ke WordPress.Com.

1. Relatif Sulit Untuk Pemula

Alasan pertama dan yang paling utama adalah mengelola hosting sendiri akan sangat merepotkan untuk pemula. Terlebih bagi orang yang ingin serba perfectsionis. Tetap saja ada perasaaan penasaran ketika settingan yang saya gunakan tidak sesuai harapan.

Bahkan lebih parahnya lagi, terkadang saya terjebak kedalam mindset salah seperti mengharapkan website bisa diakses secepat kilat tanpa harus menggeluarkan budget tambahan untuk upgrade paket hosting.

Ini point penting yang paling saya rasakan ke-njimetannya.

Mulai dari pagespeed yang sering dibawah standard Google, sampai hasil GTmetrix yang kadang membengkak. Atau "bentrok" antar plugin yang biasanya saya gunakan.

Parahnya lagi, terkadang rasa penasaran tersebut terbawa dan mengganggu rutinitas sehari-hari.

Alhasil, bukannya malah fokus membuat konten yang berkualitas, saya lebih lama asyik dan larut ngotak-ngatik hosting. Mending kalo hasilnya makin bagus, eh ini malah makin ancur...

2. Kemanan Yang Terkenal Rawan Kena Retas

Alasan selanjutnya adalah WordPress sudah menjadi rahasia umum (dikalangan web developer khususnya) sangat rentan untuk diretas.

Meskipun sudah ada banyak penyedia layanan hosting yang menawarkan fitur keamanan, namun lagi-lagi tidak serta merta menjamin website kita akan aman. Terkadang malah kita yang sengaja membuka ruang untuk para hacker (lebih tepatnya cracker) dengan malas rutin mengupdate patch, memasang theme dan plugin nulled (bajakan), menggunakan password yang mudah ditebak dan sebagainya yang lebih ke faktor human error.

Sebagai langkah pencegahan, saya lebih memilih untuk menghidarinya.

Khusus untuk point pertama dan kedua, sekarang sudah banyak penyedia layanan mengelola website WordPress atau biasa disebut (WordPress Manage). Dengan menggunakan jasa layanan Manage WordPress, kita tidak perlu dipusingkan mengelola hosting dan bisa lebih fokus ke pembuatan konten.

Jika tertarik, silahkan baca penjelasan lebih detailnya yang sudah saya tuliskan dalam artikel ini (silahkan klik).

3. Biaya Sewa Hosting Relatif Mahal Untuk Blogger Yang Hanya Hobby Menulis

Materi, ya... Alasan selanjutnya berkaitan dengan materi (uang sewa) yang harus kita keluarkan agar bisa menggunakan WordPress Selfhosted. WordPress-nya memang gratis, namun sewa hosting-nya itu yang berbayar, belum lagi jika kita ingin memiliki tampilan website yang menarik, harus ada budget khusus untuk membeli theme (template) bahkan plugin premium.

Untuk lebih jelasnya, saya telah menuliskan kisaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat website premium menggunakan WordPress Selfhosted disini.

Harga sewa tersebut tergolong mahal bagi saya yang hanya hobby menari diatas penderitaan orang lain keyboard dan belum fokus mencari pendapatan tambahan dari blog.

Alasan Lainnya?

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya sampaikan, namun karena keterbatasan kopi dan kuota, untuk sementara saya cukupkan. Mungkin diantara pembaca ada yang ingin berbagi pengalaman serupa, silahkan sampaikan pada kolom komentar dibawah.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kekurangan WordPress Selfhosted"

Posting Komentar

Semua komentar yang masuk saya moderasi, hal ini untuk menghindari spam dan informasi yang tidak berkaitan dengan topik pembahasan.
Silahkan berkomentar dengan bijak.