Tahapan Proses Migrasi Blogspot Ke WordPress Selfhosted (Dokumentasi Pribadi)

Tahapan Proses Migrasi Blogspot Ke WordPress Selfhosted (Dokumentasi Pribadi)
Tahapan Proses Migrasi Blogspot Ke WordPress Selfhosted (Dokumentasi Pribadi)

Bismillah...

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh...

Karena galau, akhirnya saya harus migrasi untuk kesekian kalinya ke domain dan hosting premium (bukan gratisan). Kali ini saya memilih domain lama (ludy.web.id) yang sudah dipakai dari tahun 2017 yang didaftarkan pada Registrar sebelah ke Cloud Hosting Dewaweb dengan paket Hunter.
Semoga saja ini yang terakhir kalinya dan tetap mantap menggunakan WordPress Selfhosted.
Sebenarnya saya memiliki satu buah domain gratis berekstensi .com yang diberikan bersamaan dengan hosting, namun karena terlalu malas mengelola multiblog, akhirnya domain tersebut saya "singkirkan" dan lebih memilih untuk menghubungkan domain ludy.web.id ke Dewaweb. Tentu saja untuk dipasangkan dengan si Hunter.

Oke, untuk menghindari ngacapruk sesuai judul artikel, kali ini saya akan membahas langkah demi langkah proses migrasi Blogspot ke WordPress Selfhosted (mulai dari konten, proses installasi WordPress di Hosting, Proses upload WordPress ke Hosting dan hal teknis lainnya).

Disclosure

Penulisan artikel ini semata-mata bertujuan sebagai dokumentasi pribadi. Semoga tetap bisa diambil manfaatnya.

Anggap saja sebagai bahan pertimbangan agar tidak "salah" seperti saya dalam memilih platform blogging. Juga untuk mengetahui tahapan migrasi dari CMS Gratisan (Blogspot) ke Hosting Selfhosted dan Domain Premium dengan CMS WordPres.

Blogspot yang saya gunakan hanya memiliki 8 postingan (aktif) saja, sedangkan untuk ratusan postingan lainnya sudah saya migrasikan secara manual ke wordpress.com yang juga akan dimigrasikan ke ludy.web.id. Jadi secara praktik pastinya akan berbeda dengan konten blog yang sudah mencapai puluhan - ratusan - bahkan ribuan.

Dalam kasus ini, saya membaginya menjadi 3 tahapan.
  1. Pertama proses backup (eksport) konten Blogspot.
  2. Kedua import konten dari Blogspot dan editing konten (struktur label menjadi kategori dan tag serta perbaikan materi seperti kompresi gambar, redirect, serta permalink) di WordPress Offline.
  3. Ketiga upload (restore) WordPress "siap publish" ke live server (online).
Karena artikel ini akan sangat panjang, siapkan terlebih dahulu secangkir kopi hangat sebagai teman membaca...

Tahapan Pertama Backup Konten Blogspot Ke Komputer

Oke... Kita mulai tahapannya...

Pertama, saya membuat cadangan postingan, media (gambar), beserta komentar yang ada dengan menggunakan fasilitas import yang ada pada Dashboard Blogger.

Berikut langkah-langkahnya;

Backup Postingan Blogspot

Kita login terlebih dahulu ke Dashboard Blogspot dialamat https://blogger.com. Kemudian kita menuju Menu Settings, lalu pilih Other.

Kemudian kita pilih Backup Content. Akan muncul tampilan seperti berikut;

Kita pilih Save To Your Computer.

Kita akan dibuatkan sebuah file berkekstensi .xml dan akan terdownload secara otomatis.

Simpan baik-baik file tersebut.

Tambahan (Opsional)

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk meminimalisir error akibat migrasi, berikut diantaranya;

Hapus Custom Domain
Selanjutnya saya menghapus custom domain dengan menuju menu Settings -> Basic.

Caranya cukup mudah, tinggal klik pada bagian x (tanda silang). Sekarang blog sudah kembali menggunakan subdomain dari blogspot.

Redirect 404
Mengarahkan halaman 404 yang mungkin muncul dengan memasukkan script seperti berikut;
<script type="text/JavaScript">
location.replace('https://ludy.web.id/ebook/');
</script>
Fungsi dari script diatas adalah untuk me-redirect halaman 404 pada domain blogspot gratisan (ludywebid.blogspot.com) ke halaman/postingan https://ludy.web.id/ebook/ yang ada di WordPress Selfhosted. Silahkan masuk ke Settings -> Search Preferences.

Tahapan Kedua, Migrasi Konten Blogspot Ke WordPress Di Komputer

Setelah mendapatkan file xml-nya, langkah selanjutnya membackup terlebih dahulu kedalam WordPress yang ada dikomputer. Hal ini saya lakukan untuk mempermudah proses editing juga menghemat biaya kuota.

Bagi pembaca yang ingin langsung memigrasikannya ke Hosting, silahkan skip bagian ini dan langsung menuju point import postingan Blogspot ke WordPress. Secara umum, praktiknya tidak akan jauh berbeda.

Install WordPress Di Komputer

Sekarang kita install WordPress di localhost. Untuk mempermudahnya, saya tidak menggunakan cara manual, tapi saya memilih Bitnami WordPress Stack.

Bitnami Stacks saya pilih karena lebih mudah dipasang kedalam komputer. Proses installasinya semudah kita memasang software pada umumnya. Tinggal Next-Next sampai finish.

Berikut tutorial installasi selengkapnya;

Pertama, kita download terlebih dahulu file installer Bitnami WordPress Stacks dialamat ini (silahkan klik).

Kemudian kita sesuaikan dengan sistem operasi yang digunakan, karena saya menggunakan BlankOn, jadi saya memilih versi GNU/Linux.

Setelah didownload, pada GNU/Linux harus kita ubah permissions-nya terlebih dahulu. Caranya klik kanan pada file installer lalu pilih Properties.

Pada tab permission kita beri ceklis execute file as a program.

Kemudian kita refresh file manager dengan menekan tombol CTRL+R.

Setelah itu, proses installasinya akan sama seperti di Windows, klik kanan lalu pilih Open. Akan muncul tampilan seperti berikut;

Kita pilih Bahasa Installasi, kemudian klik OK untuk melanjutkan.

Pada bagian ini kita klik Next >

Gambar diatas adalah beberapa komponen yang ikut terinstall seperti phpMyAdmin dan Varnish. Biarkan saja default, klik Next > untuk melanjutkan.

Selanjutnya kita tentukan lokasi installasi. Disini saya membuat folder bernama wordpress agar mudah diingat. Klik Next > untuk melanjutkan prosesnya.

Kemudian kita isi informasi dari website kita seperti nama asli, alamat email, username, juga password (yang digunakan untuk login ke Dashboard). Jika sudah, klik Next >.

Selanjutnya memilih port untuk Apache Web Server. Biarkan saja default, biasanya akan diberi port 8080.

Selanjutnya port untuk SSL. Karena kita menginstall didalam komputer, SSL tidak diperlukan, biarkan saja default, biasanya di port 8443. Klik Next > kembali untuk melanjutkan prosesnya.

Kemudian ada port untuk MySQL Server. Biarkan saja default, biasanya di port 3306. Klik Next > lagi untuk melanjutkan prosesnya.

Disini kita isi dengan Judul Website Kita. Klik Next > untuk melanjutkan.

Karena kita menjalankannya secara offline, kita biarkan tidak ada yang terceklis pada pilihan mail support. Klik Next > kembali untuk melanjutkan installasi.

Pada bagian ini, kita hilangkan tanda silang pada kolom Launch wordpress in the cloud with Bitnami. Setelah dihilangkan, klik Next > untuk melanjutkan.

Jika tidak ada data yang ingin diubah, kita klik Next > untuk memulai pemasangan kedalam komputer.

Proses installasinya akan memakan waktu beberapa menit saja. Salah satu keunggulan menggunakan Bitnami WordPress Stack adalah kita tidak perlu dipusingkan untuk membuat database dan hal-hal lainnya.

Jika telah muncul tampilan diatas, proses installasi WordPress telah selesai.

Selanjutnya kita tinggal login ke Dashboard WordPress dialamat http://localhost:8080/wordpress/wp-admin (defaultnya akan seperti ini).

Kemudian isikan username dan password yang dipilih saat installasi tadi.
Download eBook: bagi pembaca yang ingin belajar membuat website online menggunakan WordPress, saya telah buatkan eBook yang bisa didownload secara gratis melalui link ini (silahkan klik).

Backup Kontent

Sebelum di import kedalam WordPress, kita membutuhkan sebuah plugin khusus yaitu Blogger Importer. Cara pemasangannya-pun sangat mudah, kita cukup menuju menu Tools lalu pilih Import.

Lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya.

Setelah plugin terpasang dengan sempurna, kita sudah bisa mulai import konten-nya. Caranya tinggal kita upload file xml tadi melalui Choose File.

Pada kasus saya, maksimal upload file sudah ditingkatkan menjadi 4GB (agak lebay memang haha). Defaultnya kalo tidak salah di Bitnami kisaran 40MB, ini sudah lebih dari cukup. Karena biasanya file .xml jarang sampai puluhan MB (kecuali mungkin sudah ada ribuan atau bahkan ratusan ribu postingan).

Kemudian kita klik Upload file and import untuk melanjutkan prosesnya. Kita akan dibawa kehalaman notifikasi seperti berikut;

Disini kita ditawarkan untuk membuat user baru (user yang sama dengan yang digunakan pada blogspot) atau mestrikeegasikan semua konten-nya ke user yang dibuat pada WordPress. Silahkan pilih sesuai selera.

Pada kasus saya, saya menggantinya dengan user yang ada didalam WordPress. Setelah yakin, kita klik Submit.

Proses backup konten-pun akan berjalan. Lamanya ya tergantung dari banyaknya konten yang ada. Kita tunggu saja hingga selesai.

Sampai disini proses backup kedalam komputer sebenarnya sudah beres.

Editing Konten

Karena saya rasa postingan-nya masih kurang layak publish, selanjutnya ada beberapa hal yang saya lakukan (tentu ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembaca).

Berikut diantaranya;
  1. Classic Editor untuk mempermudah editing konten.
  2. Import External Attachement untuk memindahkan gambar kekomputer secara offline.
  3. Redirect untuk agar postingan kita yang masih menggunakan permalink lama milik blogspot bisa diarahkan ke permalink di WordPress.
  4. ... Dan sebagainya, silahkan baca artikel ini sampai selesai...

Settingan Sederahana & Plugin Tambahan Untuk Editing Konten Di WordPress

Sebelum menginstall plugin, ada beberapa konfigurasi sederhana yang biasanya saya lakukan saat menginstall WordPress, diantaranya mengganti zona waktu dan permalink agar lebih SEO (katanya).

Kita mulai dari mengubah zona waktu. Silahkan menuju menu Settings lalu ubah ke Time zone-nya ke Jakarta.

Lihat gambar berikut;

Setelah zona waktu mengarah ke Jakarta (atau kota lainnya) selanjutnya kita ganti permalink. Silahkan buka Settings -> Permalink lalu ganti menjadi postname seperti berikut;

Kita save.

Selanjutnya kita install plugin tambahan yang pertama yaitu Classic Editor. Caranya sangat mudah, tinggal menuju menu Plugins kemudian pilih Add New.

Kemudian pada kotak pencarian, kita ketik Classic Editor.

Install dan aktifkan plugin tersebut.

Selanjutnya saya install juga satu lagi plugin tambahan yaitu Import External Attachment. Plugin ini berfungsi untuk memindahkan semua gambar secara permanen kedalam WordPress.

Proses pemasangannya sama seperti menginstall Classic Editor.

Untuk memindahkan gambar kedalam postingan caranya cukup mudah, kita buka menu Media kemudian pilih Import Attachment.

Kurang lebih gambarnya seperti diatas. Klik Import Attachment Now. Tunggu sampai prosesnya selesai.

Kekurangan menggunakan Plugin ini adalah tidak hanya gambar yang akan diimport, namun juga file berformat PDF. Bagi kalian yang menyediakan link download file pdf mungkin harus menyortirnya secara manual.

Selanjutnya saya menginstall sebuah plugin yang berfungsi untuk mengarahkan link lama ke link baru untuk menghindari halaman 404. Ada banyak plugin yang bisa digunakan. Karena saya hanya mengganti 8 link dan beberapa halaman saja, jadi saya memilih plugin Redirection.

Berikut gambarnya;

Cara menggunakan Plugin Redirection cukup mudah, secara umum ada 2 kolom yang harus kita isi. Kolom pertama kita isi dengan link awal (Blogspot) kemudian kolom kedua diisi dengan link tujuan (WordPress).

Sebagai contoh,

Link Blogspot
http://localhost:8080/wordpress/p/about.html
Link WordPress
http://localhost:8080/wordpress/about
Jika sudah, kita klik Add Redirect.

Lakukan hal yang sama untuk semua link yang akan dipindahkan.

Memang agak sedikit melelahkan, tapi sebanding dengan yang dihasilkan. (sok bijak).

Tambahan
Karena SEO di Blogspot cukup sulit khususnya bagi pemula seperti saya, jadi saya mencoba memperbaikinya dengan menggunakan Plugin YoasT. Selain itu, ada beberapa plugin tambahan juga yang saya gunakan guna memaksimalkan kinerja Hosting. Untuk materi ini mungkin akan saya bahas pada artikel yang berbeda.

Tahapan Ketiga, Upload WordPress Ke Live Server (Hosting)

Setelah konten-nya dirasa cukup layak publish, sekarang kita buat terlebih dahulu file master WordPress-nya menggunakan Plugin All-in-One WP Migration. Silahkan install dan aktifkan terlebih dahulu.

Kemudian kita buka  Menu All-in-One WP Migration lalu pilih Export.

Karena kita menggunakan versi gratis, hanya ada 1 pilihan saja, yaitu eksport kedalam komputer. Silahkan pilih opsi File.

File inilah yang nantinya akan kita upload ke Hosting.

Kelebihan menggunakan All-in-One WP Migration adalah kita tidak perlu mengotak-ngatik query database, dan hal lainnya. Semuanya serba otomatis.

Pointing Domain Ke Hosting

Karena saya mau mengarahkan Domain ludy.web.id saya daftarkan pada provider yang berbeda, jadi harus diarahkan terlebih dahulu (pointing) ke nameserver Hosting.

Caranya cukup mudah, setelah mendapatkan pengarahan dari "orang rumah" saya cukup mengganti nameserver pada clientzone.

Berikut hasilnya;

Prosesnya akan membutuhkan sekitar 1x24 jam.

Kemudian, saya menghubungi Ninja Support untuk membantu proses selanjutnya. Singkat cerita akhirnya saya membuat tiket untuk mengarahkan domain ludy.web.id ke Hosting yang sebelumnya terpasang domain .com yang sudah tidak akan saya gunakan lagi.


Oke, kita lanjutkan proses migrasi-nya.

Saya asumsikan kita telah memiliki Hosting dan Domain. Jika belum, saya merekomendasikan Dewaweb (Hosting yang saya gunakan saat ini) atau IDwebhost (banyak memberikan theme WordPress Premium).

Selanjutnya kita install WordPress didalam Hosting, bisa secara manual atau via Softaculous agar lebih mudah. Jika belum, tahapannya sangat sederhana. Pertama kita login ke cPanel dialamat cpanel.namadomain.com.

Silahkan ganti namadomain.com dengan domain kalian.

Akan muncul tampilan login seperti berikut;

Silahkan isi username dan password yang diberikan saat membeli Hosting.

Setelah berhasil login, selanjutnya kita ketik Softaculous pada kolom pencarian.

Kita pilih Softaculous. Kemudian kita akan dibawah kehalaman seperti berikut;

Selanjutnya kita cari WordPress.

Klik Install Now.

Kemudian kita isi informasi website kita.

Dimulai dari pilih nama domain.

Kemudian judul dan deskripsi website.

Kemudian username dan password yang akan digunakan.

Sebagai contoh, diatas saya menggunakan username dan password yang digenerate (dibuatkan) supaya lebih kuat. Silahkan copas username dan passwordnya ketempat yang aman. Kita scroll lagi kebawah seperti berikut;

WordPress sudah menyediakan antarmuka dengan Bahasa indonesia. Silahkan ganti pada bagian ini, setelah semua informasi terisi, kita scroll kabawah sampai menemukan pilihan Install Now.

Proses installasi akan otomatis berjalan, biasanya memerlukan beberapa saat saja.

Setelah selesai, kita akan menuju halaman seperti berikut;

Ada 2 link yang tertera, link diatas merupakan alamat website WordPress kita, sedangkan link dibawahnya adalah alamat Dashboard WordPress kita di Hosting.

Selanjutnya kita login ke Dashboard WordPress (silahkan klik link kedua) dengan menuju alamat namadomain.com/wp-admin (ganti namadomain.com dengan domain yang kalian miliki).

Karena kita sudah memiliki "master" nya dikomputer, sekarang kita tinggal mengupload file tersebut menggunakan plugin yang sama yaitu All-in-One WP Migration. Silahkan install terlebih dahulu.

Jika sudah, kita buka All-in-One WP Migration lalu pilih Import. Lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya.

Nanti akan muncul notifikasi seperti berikut;

Kita klik Proceed. Selama proses upload berlangsung, jenstrikea tersebut tidak boleh kita tutup, atau akan terjadi error. Tunggu saja beberapa saat.

Jika sudah selesai, akan muncul tampilan seperti berikut;

Sekarang website WordPress kita sudah sama seperti yang dibangun di komputer. Sampai disini proses migrasi dari Blogspot ke WordPress Selfhosted (pada kasus saya) telah selesai.

Tes Kecepatan Website WordPress

Kecepatan website menjadi salah satu faktor penting untuk ditampilkan search engine (Google, Bing, dan sebagainya) dalam halaman pertama. Berikut adalah cuplikan hasil test GTmetrix dan PageSpeed yang saya lakukan. Uji coba ini saya lakukan saat website masih "perawan" alias fresh install dan hanya ada konten bawaan WordPress (Hello World), hanya pengaturan zona waktu dan penggantian template saja.
Untuk hasil live (sudah berisi konten dengan banyak gambar, penggantian Template WordPress Supercepat, pemasangan plugin dan sedikit konfigurasi) bisa dilihat pada bagian bawah.

Hasil GTmetrix

GTmetrix adalah salah satu website yang dijadikan rujukan untuk menentukan kecepatan loading webiste. Berikut hasil ujicoba yang saya lakukan dalam keadaan belum dipotimasi.

Hasilnya cukup memuaskan, dimana hanya butuh sekitar 2,3 detik saja untuk menampilkan website. Sekedar informasi, waktu ideal loading website adalah tidak lebih dari 4 detik.

Hasil Google Speed

Google adalah salah satu mesin pencari yang paling banyak digunakan didunia. Alangkah ruginya jiga website kita tereleminasi akibat loading yang lambat. Berikut hasil tes Google Speed yang saya dapatkan (tanpa optimasi)

Untuk Mobile, mendapat nilai 92.

Sedangkan untuk Desktop mendapat nilai 97.

Sebelumnya, saya informasikan terlebih dahulu spesifikasi Cloud Hosting yang saya gunakan.

  • Unmetered Bandwidth
  • Space 2GB
  • CPU Power 1 Core
  • RAM 256MB
Berikut beberapa contoh Cloud Hosting yang bisa kalian pilih di Dewaweb.

Pada kasus ini, saya menggunakan Paket Hunter. Hal ini dikarenakan Blog yang saya miliki masih dalam tahap pembangunan (ulang).

Pernah ada yang bertanya, apakah Penyedia Layanan Hosting Di Indonesia bisa diandalkan...???

Jawabannya, tergantung paket dan teknologi hosting yang digunakan penyedia layanan tersebut.

Karena tidak mungkin kita pukul rata. Namun saya pribadi merasa puas dengan pelayanan dari Dewaweb yang memiliki segundang fitur, seperti Integrasi LSCache, Platinum Partner LiteSpeed, HTTP/2+ QUIC + Brotli, Redis Caching Support, Super Fast SSD, dan tentunya Ninja Support 24/7.

Rasanya perlu  juga saya sampaikan 2 alasan utama kenapa saya menjatuhkan pilihan untuk melakukan tahapan panjang memindahkan postingan dari Blogspot ke Cloud Hosting milik Dewaweb.


Teknologi Cloud Hosting

Dewaweb merupakan Penyedia Layanan Hosting Indonesia pertama yang menggunakan Teknologi Cloud. Dengan menggunakan konsep Cloud, file website kita akan disimpan pada beberapa server yang saling berkaitan. Sehingga jika salah satu server mati, server yang lain akan secara otomatis mengambil alih dan menjaga website kita untuk tetap bisa diakses.

Sebagai seorang pemula yang masih belum faham seluk-beluk Server, saya butuh bantuan dari Penyedia Layanan. Menariknya Dewaweb memiliki Legendary Ninja Support yang siap membantu 24/7.

Ini yang paling saya rasakan manfaatnya, bahkan saya pernah berkali-kali meminta bantuan dini hari tetap ditanggapi dengan responsif.

Selain itu, tentu masih banyak lagi keunggulan dari Dewaweb, silahkan klik disini untuk selengkapnya.


Optimalisasi Kecepatan Website

Untuk mengoptimalkan kecepatan website, saya menggunakan Template Premium (silahkan klik disini) dan beberapa plugin "wajib" yang hampir selalu saya install kedalam WordPress.

Agar tidak memberatkan loading website, saya hanya menggunakan 6 plugins saja (penjabaran lebih detail akan saya buatkan dalam postingan terpisah) diantaranya;

LiteSpeed Cache

Plugin pertama dalah LiteSpeed Cache yang memang menjadi unggulan dari Cloud Hosting Dewaweb. Setelah beberapa kali trial dan error, akhirnya saya berhasil menemukan konfigurasi yang ideal (setidaknya menurut saya).

Idblog Core

Plugins selanjutnya bernama Idblog Core yang memang didapat saat membeli template premium. Plugin ini cukup banyak membantu untuk menambah fungsional website, seperti pemasangan iklan, pemasangan kode google analytic, dan tentu saja mempercepat loading website.

Classic Editor

Untuk plugin ini, telah saya bahas sebelumnya.

SEO Yoast

Meskipun WordPress sudah cukup baik dari segi SEO, namun karena saya masih newbie, dan untuk memaksimalkannya, saya sengaja menginstall Yoast.

WP-PostViews

Untuk menampilkan jumlah pembaca artikel, saya sengaja memasang plugin WP-PostViews. Tidak hanya bisa tampil disetiap postinga, kita juga bisa menampilkannya dalam bentu Widget.

All 404 Redirect To Homepage

Karena proses migrasi yang masih cukup memakan waktu, pastinya akan banyak menghasilkan halaman 404. Nah, untuk mengatasinya saya terpaksa mengarahkan semua halaman error ke postingan khusus.

Plugin ini saya gunakan sebagai pengganti sementara dari plugin Redirection diatas.

Hasil Uji Kecepatan Website

Berikut hasil tes uji kecepatan website menggunakan GTmetrix dan Googe dengan website yang telah siap online.

Untuk GTmetrix hasilnya cukup signifikan.

Untuk mode seluler-pun masih diatas 90, tepatnya di 94.

Sedangkan untuk Desktop bisa menembus 99.

F.A.Q

Berikut adalah beberapa pertanyaan (mungkin lebih tepatnya catatan pribadi) yang mungkin muncul setelah membaca postingan ini. Anggap saja sebagai materi tambahan yang belum sempat saya sertakan diatas.

Kenapa Lebih Memilih Domain ccTLD (web.id) Ketimbang Menggunakan TLD (.com)? Bukannya .com Lebih Familiar Dikalangan Masyarakat?

Karena domain ludy.web.id saya sudah lebih lama didaftarkan dan digunakan untuk blogging.

Selain itu, domain tersebut juga merupakan nama kecil (panggilan) saya yang dijadikan sebagai identitas pribadi didunia maya. Hampir semua akun sosial media menggunakan nama yang sama. Sayang juga rasanya jika harus membuat identitas baru.

Alasan selanjutnya adalah konten blog saya 90% menggunakan Bahasa Indonesia, dan menurut pakar SEO diluaran sana, Google lebih mengedepankan domain Indonesia dibanding domain universal untuk pengunjung Indonesia.

Lain halnya jika blog saya berbahasa bule dan menargetkan pengunjung dari bule-bule sana. Tentu domain .com menjadi pilihan utamanya.

Kenapa Domain Tidak Ikut "Dimigrasikan" (Transfer)?

Alasannya sederhana, karena saya merasa sangat puas menggunakan layanan Rumahweb (bukan promosi). Lagipula setelah ada kenaikan harga cPanel, untuk Hosting Hunter sudah tidak mendapatkan gratis domain. Mungkin kasusnya akan berbeda jika saya sudah upgrade ke Warrior atau diatasnya.

Kenapa Tidak Langsung Migrasi Dari Blogspot Ke WordPress Hosting (Live Server)?

Karena postingan saya banyak yang berantakan dan harus diperbaiki. Dengan membackupnya ke komputer terlebih dahulu, saya bisa leluasa untuk mengedit dan melengkapi materi artikel. Selain itu salah satu ketidaknyamanan menggunakan Blogspot adalah terlalu banyaknya tag DIV dalam struktur penulisan. Belum lagi dengan gambar yang akan membuat sakit mata.

Lagipula jika harus langsung ke Hosting dan meng-editnya secara online, akan memakan koneksi internet yang tidak sedikit.

Maximum Upload File Size Pada Hosting Saya Sangat Kecil, Apa Yang Harus Dilakukan?

Sebenarnya ada cara manual yang bisa kita lakukan untuk memperbesar-nya, tapi butuh sebuah postingan khusus untuk membahasnya secara detail. Karena ini urusan teknis, saya sarankan langsung menghubungi penyedia layanan yang digunakan. Biasanya akan dibantu. Beruntung di Dewaweb Ninja Supportnya selalu siap membantu masalah client.

Saya Kesulitan Untuk Migrasi Blogspot Ke WordPress Selfhosted, Apakah Bisa Dibantu?

Ya, silahkan sampaikan permasalahan pembaca pada kolom komentar, dengan senang hati (selama memungkinkan) akan saya usahakan bantu jawab.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tahapan Proses Migrasi Blogspot Ke WordPress Selfhosted (Dokumentasi Pribadi)"

Posting Komentar

Semua komentar yang masuk saya moderasi, hal ini untuk menghindari spam dan informasi yang tidak berkaitan dengan topik pembahasan.
Silahkan berkomentar dengan bijak.