Hardware Baru Dengan Semangat Yang Layu |
Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan sekitar. Setidaknya itu yang saya ingat dari salah satu pelajaran sekolah.
Tanpa adanya sifat mampu untuk beradaptasi, maka manusia akan mudah punah.
Wadaw... Serius bener tulisan kali ini...
Hardware Baru Dengan Semangat Yang Tidak Baru
Setelah layar LCD dari Laptop Elitebook 2560p yang saya gunakan rusak, mau tak mau 2 minggu lebih harus puasa dan kembali menganggur tanpa kegiatan. Selain makan, ngopi, ngudud, tidur dan browsing sana sini mencari alternatif yang mungkin bisa dilakukan.
Ganti LCD Laptop
Solusi pertama tentu saja dengan mengganti LCD laptop. Namun setelah browsing disalah satu marketplace ternyata harga LCD Originalnya hampir 1000k rupiah, dan itu belum termasuk dengan ongkos pasang.
Masalah lainnya pun muncul, karena saya "gagal" dan "tidak bisa" untuk menggantinya sendiri. Jadi mau gak mau tetep kudu ke tukang serpis komputer, dan itu sama aja bohong alias 2x kerja.
Menggunakan Monitor Atau TV
Alternatif solusi selanjutnya adalah dengan membeli hardware baru yang berfungsi sebagai LCD Laptop, pilihannya bisa menggunakan Monitor atau TV.
Namun setelah difikir-fikir, tidak akan bisa digunakan secara portable dan beralih fungsi jadi PC biasa.
Masa iya kemana-mana bawa monitor/tv?
Itu alasan pertama, alasan selanjutnya adalah space dan listrik yang terbatas jika harus menambah hardware baru.
Membeli Laptop Bekas
Solusi selanjutnya yang paling masuk diakal adalah dengan membeli Laptop Baru dengan kondisi Second. Berhubung budget yang tipis (tidak sampai 2000k) dan tentu saja Laptop tersebut harus sudah terinstall Windows 10 OEM.
Setelah lagi-lagi browsing di marketplace, dengan budget 2000k ternyata ada banyak Notebook bekas dengan spesifikasi yang lumayan.
Rata-rata barangnya hasil import dari luar negeri yang menganut sistem penyusutan. Beda dengan di Indonesia yang berpegang pada prinsip kalau masih bisa diberdayakan kenapa harus beli yang baru?
Dan saya termasuk diantaranya haha...
Membeli Laptop Baru Kondisi Bekas
Setelah uang terkumpul, akhirnya saya gambling untuk membeli Laptop Zyrex Sky 232 yang sudah tertanam Windows 10 SL OEM. Selain karena harganya yang masih masuk budget, saya butuh OS Windows Original untuk sehari-hari.
Spesifikasinya bisa dilihat pada gambar dibawah;
Hardware Baru Dengan Semangat Yang Layu |
Zyrex Sky 232 ini memang masih kalah jauh dengan Laptop saya gunakan sebelumnya. Jangankan untuk bermain Virtualisasi, menginstall WordPress dilocalhost saja sudah kerepotan.
Ibarat Juventus atau Fiorentina yang harus terdegradasi dari Serie A karena kasusnya. Ada atmosfir yang berbeda, tapi tetap harus dihadapi karena memang semua sudah seharusnya.
Jual USB Kumpulan Dokumentasi Belajar Bahasa Pemrograman Offline Promo Gratis Ongkir Seluruh Indonesia (klik disini)
Alasan selanjutnya saya memilih Zyrex Sky 232 adalah karena memang kebutuhannya hanya untuk nge-blog, browsing, dan menjual beberapa USB dan rasanya ini sudah lebih dari cukup.
Memaksimalkan Kinerja Laptop
Karena sadar dengan peralatan yang sekarang, akhirnya harus ada beberapa penyesuaian. Termasuk harus membiasakan diri dengan kebiasaan Windows. Saya akan coba bahas beberapa diantaranya;
Mengecek Lisensi Windows Dengan Factory Reset (Recovery)
Cara terbaik dan terampuh untuk mengecek lisensi Windows yang digunakan adalah dengan menyalakan System Update. Meskipun sudah chit-chat dengan pelapak dan menyatakan bahwa Windows-nya ORI, namun terkadang tidak semua informasi yang diberikan benar.
Karena berbicara soal lisensi Windows, akan banyak penafsiran, dan tentu saja tidak semua orang mengerti perbedaannya, meskipun ia orang IT.
Masih banyak yang tidak bisa membedakan jenis lisensi Windows yang digunakan dan boleh diperjualbelikan. Secara umum, ada 3 jenis lisensi Windows.
- Retail (perusahaan besar)
- OEM (manufaktur/produsen)
- FPP (perorangan)
Kita bahas secara singkat saja, disini Microsoft dan jaringannya membagi menjual lisensi kepada 3 pihak.
Lisensi pertama Microsoft jual kepada perusahaan besar yang ingin menginstall Windows di banyak PC. Lisensi kedua Microsoft jual kepada produsen yang ingin menanamkan Windows kedalam hardware yang dibuatnya. Lisensi ketiga Microsoft jual untuk perorangan.
Dari sini sudah sangat jelas bahwa hanya lisensi FPP saja yang bisa kita beli sebagai persorangan.
Sebagai contoh sederhana, masih banyak pelapak yang meperjualbelikan lisensi OEM, padahal seharusnya hanya produsen saja yang mempunyai hak untuk memasangkan lisensi tersebut kedalam hardware yang diproduksinya.
Oke, kita balik lagi ke Windows update. Setelah dicoba update, ternyata tidak ada masalah dan masih bisa digunakan seperti biasa.
Kesimpulan pertama, Windows ini Original pabrikan.
Namun karena barang second, setelah dicek ternyata ada beberapa aplikasi yang terinstall.
Berhubung di Windows 10 ini ada fitur Recovery (jika di smartphone Android, fitur ini fungsinya untuk me-reset ke versi pabrikan) jadi saya menempuh jalur tersebut, sekaligus untuk mencegah adanya "celah" keamanan yang mungkin terbuka oleh pengguna sebelumnya.
Mengatasi Driver Audio Yang Bermasalah
Singkat cerita proses Recovery-pun berhasil dengan menghapus seluruh data dan mengembalikannya ke settingan default (kosongan). Akibatnya driver-pun harus diinstall secara manual.
Untuk mengatasi hal ini, saya menggunakan Snappy Driver yang memang sudah saya download pada Flashdisk. Juga saya coba dengan Driverpack Solution dan hasilnya masih sama.
Bagi yang tertarik untuk memiliki Driverpack Solution atau Snappy Driver yang Full Offline dalam bentuk Flashdisk, silahkan sampaikan pada kolom komentar.
Namun ada hal yang menarik, ternyata Audio dari Laptop ini masih bisu. Dan anehnya ketika dicek melalui Device Manager, drivernya tidak bermasalah (sudah terinstall).
Kemudian saya mencari Driver langsung di situs Zyrex, ternyata ada versi untuk Zyrex Sky 232X.
Bermodal coba-coba dan sedikit "gambling" saya-pun mendownload Driver-nya. Setelah dicoba install, ada notifikasi bahwa hardwarenya tidak disupport.
Kacau...
Berbekal penasaran akhirnya saya menghapus driver (uninstall) audio dan mencoba kembali untuk menginstallnya melalui Device Manager menggunakan berkas ini. Dan Alhamdulilah akhirnya berhasil.
Menginstall Aplikasi Gratis Untuk Komputasi
Setelah beres dengan masalah audio, langkah selanjutnya adalah dengan melengkapi aplikasi yang akan digunakan sehari-hari.
Selain fokus untuk blogging, ada keinginan untuk memperdalam pemrograman website dan menyelesaikan beberapa materi eBook yang masih berserakan.
Namun masalahnya, media penyimpanan dari Laptop ini hanya 32GB saja dan itupun sudah terpotong oleh sistem. Untuk mengatasi hal tersebut, saya lebih memilih menggunakan Aplikasi Portable dari PortableApps.
Membuat Website Menggunakan CMS Dikomputer Offline
Aplikasi yang saya pasang adalah AMP Stack dari Bitnami.
Software tersebut digunakan sebagai rumah dari CMS WordPress yang berfungsi untuk membackup semua postingan dalam blog ini.
Namun karena hardware yang pas-pasan, sering hank ditengah jalan apalagi jika sedang terkonek ke internet. Alhasil saya menggantinya dengan Flat CMS yang tidak menggunakan database, tentu saja dengan harapan mendapat performa yang lebih cepat.
Suka tidak suka, kelemahan CMS yang menggunakan database adalah relatif berjalan lambat, ini salah satu kekurangan WordPress dan Bludit lah yang menjadi pilihannya.
Secara struktur penulisan, Bludit sudah mirip dengan Blogspot, jadi saya tinggal mencopas jika ingin mempublish artikel di Blogger. Silahkan lihat video tutorial Bludit disini.
LibreOffice Sebagai Aplikasi Perkantoran
Untuk merampungkan eBook, saya lebih memilih LibreOffice ketimbang WPS Office yang sudah dipasangkan secara default. Alasannya sederhana, karena saya sudah terbiasa mengetik dan sedikit mengenal LibreOffice dibanding WPS Office.
Kebanyakan eBook dan artikel yang saya buatpun hampir ditulis diatas LibreOffice Writer. Bagi yang tertarik menggunakannya, silahkan download melalui link ini. Sesuaikan juga dengan versi arsitektur yang digunakan.
Sebagai materi sederhana, saya sudah mempost video cara membuat daftar isi otomatis di LibreOffice pada video ini.
Multimedia Player Yang Mendukung Semua Format
Berbekal hardware pas-pasan, banyak aplikasi yang harus dikorbankan. Jika biasanya pemutar Audio dan Video saya pisahkan, namun kali ini harus mencari software yang "nyaman"digunakan untuk keduanya.
Meskipun Windows 10 sudah berbekal banyak aplikasi "baru" namun saya tetap memilih menggunakan VLC. Rasanya ini software multimedia player terbaik saat ini.
Menghapus Aplikasi Bawaan Windows 10 Yang Gak Penting
Banyak sekali aplikasi yang menurut saya "aneh" pada Windows 10. Karena saya tidak membutuhkannya dan hanya akan memakan ruang, jadi saya menghapusnya menggunakan aplikasi Geek Uninstaller.
Tampilan Geek Uninstaller Untuk Menghapus Aplikasi Bawaan Windows 10 |
Software gratis ini sangat powerfull untuk membuang aplikasi yang sudah tidak digunakan beserta registry didalamnya.
BERSAMBUNG
Hasil Akhir?
Sekarang tinggal ajang pembuktian aja, apakah saya bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan tetap bisa menghasilkan sesuatu dengan hardware baru, atau mungkin mundur perlahan dari dunia blogging seiring waktu?
Waktu akan menjawab semuanya...
Belum ada tanggapan untuk "Hardware Baru Dengan Semangat Yang Layu"
Posting Komentar
Semua komentar yang masuk saya moderasi, hal ini untuk menghindari spam dan informasi yang tidak berkaitan dengan topik pembahasan.
Silahkan berkomentar dengan bijak.